Rabu, 29 November 2017

Profil PC IPPNU Tuban


PC IPPNU Tuban sebagai Banom PCNU Tuban berjalan dinamis sebagai organisasi keterpelajaran dan kekaderan. Sejak awal berdirinya pada tahun 1955 yang dipelopori oleh ibu Hj. Hanifah Muzadi, PC IPPNU Tuban senantiasa berkomitmen untuk mengembangkan dan menguatkan potensi pelajar serta memfokuskan pada bidang kaderisasi. PC IPPNU Tuban memiliki sejarah dan pencapaian tersendiri pada setiap masanya, karena arah perjuangan dan pergerakan IPPNU dinamis sesuai dengan tantangan-tantangan zaman yang sedang dihadapi. Berbagai trobosan kegiatan untuk mewujudkan visi-misi IPPNU telah dilakukan oleh para rekanita pendahulu kita.
Pencapaian PC IPNU-IPPNU Tuban dalam bidang pengkaderan terbukti melalui terbitnya buku-buku pedoman kaderisasi mulai dari buku panduan MAKESTA yang berjudul Perisai Pelajar NU pada masa kepemimpinan rekanita Luluk Hidayatin, buku panduan LAKMUD yang berjudul Benteng Ideologi Pelajar pada masa kepemimpinan rekanita Rukmiyati dan buku panduan LAKUT dengan judul Esensi Gerakan Pelajar NU di Era Global pada masa kepemimpinan rekanita Ika Elviana. Selain terbitnya buku panduan kaderisasi, pembuktian eksistensi PC IPPNU Tuban adalah dengan diraihnya penghargaan sebagai PC IPPNU Terbaik Se Jawa Timur dalam bidang kaderisasi pada Desember 2016. Hal itu merupakan hasil dari kerja sama seluruh rekanita pada setiap tingkatan mulai dari PAR, PR, PK, PAC maupun PC dalam melakukan proses kaderisasi secara benar dan merawatnya dengan baik.
Pada masa bakti 2016-2018 ini PC IPPNU Tuban masih fokus dalam bidang penataan organisasi, kaderisasi, maupun administrasi. Ketiga aspek tersebut memiliki peranan yang sama penting untuk keberlangsungan organisasi. Melalui hasil rapat kerja PC IPPNU Tuban bersama dengan PC IPNU Tuban pada Desember 2016 telah menghasilkan berbagai program bersama, namun tetap ada orientasi program yang dikhususkan untuk kader IPPNU sendiri mengingat adanya perbedaan departemen dan lembaga di IPNU-IPPNU.
Sesuai dengan PD/PRT IPPNU, terdapat Lembaga Penelitian dan Pengembangan yang tidak terdapat di IPNU. Hal tersebut harusnya dapat disadari dan disambut dengan antusias oleh para kader putri bahwa itulah salah satu ruang untuk kita agar bisa berproses menjadi kader putri yang lebih mandiri dalam pengelolaan organisasi. Dalam bidang kaderisasi PC IPPNU Tuban saat ini masih berjalan beriringan dengan IPNU terkait tahapan kaderisasi formal dan memiliki pendekatan yang berbeda dalam upaya kaderisasi non formal. Dalam bidang administrasi meskipun dengan susah payah, PC IPPNU Tuban bertekad untuk melakukan penataan dan penertiban administrasi yang digawangi oleh rekanita Mariyatul Qibtiyah selaku Sekretaris PC IPPNU Tuban 2016-2018.
Target PC IPPNU Tuban tidak terlepas dari basis awal pendiriannya yaitu pelajar dan santri putri. Pada masa ini selain pembenahan-pembenahan pada berbagai sektor yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya, optimalisasi potensi dan peran pelajar maupun santri putri juga menjadi fokus tersendiri dalam bidang garap PC IPPNU Tuban. PC IPPNU Tuban 2016-2018 memandan sangat perlunya melakukan pembekalan pada kadernya. Pembekalan ini meliputi pembekalan yang bersifat untuk mengembangkan potensi para kader putri dalam berbagai bidang seperti bidang literasi, olahraga dan seni, serta pembekalan terkait ilmu agama maupun pengetahuan umum agar para kader tidak menjadi kader yang “kudet” dan gampang kaget terhadap perkembangan zaman.
Pembekalan tentang penguatan ideologi juga dirasa sangat perlu. Kader IPPNU sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menafsirkan dengan baik fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, sehingga dapat melakukan langkah-langkah kongkrit dalam upaya perlawanannya. Berbagai isu yang sekarang menimpa negeri kita harus dapat disikapi dengan cerdas oleh para kader IPPNU. Mulai dari bahaya narkoba, kekerasan seksual hingga yang sangat marak adalah radikalisme. Dari kecerdasan sikap yang dilakukan oleh para kadernya, maka IPPNU akan dapat memberikan kemanfaatan terhadap masyarakat secara nyata. Isu-isu tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab rekanita IPPNU yang ada di pimpinan pusat maupun pimpinan wilayah saja, namun menjadi tanggung jawab seluruh kader IPPNU disemua tingkatan.
Melihat di Tuban sendiri, berbagai isu tersebut sudah masuk terutama pada kalangan pelajar dan tentu menjadi suatu permasalahan yang serius. Pelajar adalah kaum yang paling berharga dan berperan besar untuk perkembangan gerakan apapun dalam perjalanan perkembangan suatu bangsa. Oleh sebab itu, dalam penyebaran dan penanaman gerakan radikal ini lebih banyak memberikan titik fokus terhadap kaum pelajar sebagai target. Munculnya gerakan-gerakan radikal tersebut di Tuban merupakan ancaman yang sangat berbahaya jika para pelajar putri NU kurang reaktif. Kembali lagi sebagai langkah awal sebelum melakukan perlawanan adalah dengan diberikannya benteng terhadap para kader berupa penguatan ideologi Ahlussunnah wal Jama’ah dan penanaman rasa cinta tanah air. Setelah benteng ideologi Aswaja dalam setiap diri kader putri semakin menguat maka IPPNU akan siap untuk menghadapi ancaman gerakan-gerakan radikal yang notabennya anti pancasila dan ingin mengikis keutuhan bangsa. Sikap para kader IPPNU dalam menghadapi berbagai ancaman tersebut tentunya tidak dengan wujud yang keras pula, namun tetap menunjukkan karakteristik IPPNU yang santun dan anti kekerasan.
Jadi, keseimbangan antara pembenahan dan penguatan internal dengan tindakan eksternal menjadi harapan dan cita-cita PC IPPNU Tuban masa bakti 2016-2018. Namun, semua itu tidak akan dapat terealisasi tanpa adanya kerja sama yang baik dari seluruh kader IPPNU se Kabupaten Tuban. Pada akhir ulasan materi ini, penulis akan mengutip pesan Nyai Hj. Umroh Mahfudzoh dalam sambutannya pada buku Sejarah Perjalanan IPPNU, “Hanyalah satu yang setiap orang harapkan dari IPPNU, semoga tidak silau melihat intelektualisme dan berarti hal ini tidak melupakan dasar-dasar pokok agama, dan pula adalah kewajiban tiap mereka yang beragama Islam untuk memegang teguh ajaran itu, sebagai syuhada’alannas menjadi saksi, menjadi ukuran, menjadi kriterium. Bagaimanakah ukuran bisa benar, kalau alat pengukurnya juga ikut hanyut?”. Semoga pesan beliau dapat kita fahami, kita resapi yang selanjutnya dapat kita amalkan. Salam Belajar, Berjuang, Bertaqwa.
Perkembangan IPPNU di Tuban
Ketua PC IPPNU Tuban dari masa ke masa :
1.      Hj. Istiqomah Mas’ud              (1955-1962)
2.      Hj. Wiwik Afifah BA              (1962-1967)
3.      Siti Farida                                (1981-1985)
4.      Aminah Tadak                         (1986-1989)
5.      Ruqiati                                     (1990-1993)
6.      Ir. Jamilah Bunumai                (1993-1995)
7.      Hj. Umi Kulsum, M.Pd.I         (1995-1999)
8.      Siti Nur Aini, S.Ag                  (2000-2004)
9.      Siti Asiyah, S.Ag                     (2005-2008)
10.  Nasrotul Mu'minah, S.Pd.       (2008-2009)
11.  Idamatul Khoiriyah, S.Pd.       (2009-2010)
12.  Luluk Hidayatin, S.Pd.            (2010-2012)
13.  Rukmiyati, S.Pd.                     (2012-2014)
14.  Ika Elviana, S.Pd.                    (2014-2016)
15.  Hikmatuz Zakiyyah                 (2016-2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peringatan Harlah NU ke-92